SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Tradisi budaya ilmu beladiri asli Palembang,
hingga kini masih terjaga dengan baik. Terutama jurus-jurus beladiri yang sudah
ada pada jaman Keraton Palembang Sriwijaya. Terbukti ratusan pendekar silat
yang tergabung dalam Perguruan Olahraga Pencak Silat Sriwijaya (Popsri)
Palembang Sumsel, berkumpul di lapangan Balai Pertemuan samping Kantor Walikota
Palembang, Minggu (9/3/2013).
Dari pantaun Sripoku.com, ratusan
pendekar silat yang berasal dari semua kalangan umur dan lapisan masyarakat,
saling unjuk gigi menampilan jurus-jurus beladiri asli Palembang. Jurus-jurus
tangan kosong dan jurus-jurus yang menggunakan senjata khusus beladiri,
ditampilkan para pendekar dengan baik melalui gerakan yang teratur dan lincah.
Seperti jurus Naga Saung yang menggunakan
dua pedang tajam, ditampilkan pendekar R Arifin dan pendekar Tuti Karyati
dengan baik yang membuat masyarakat Palembang yang hadir takjub dengan
jurus-jurus yang ditampilkan. Jurus Naga Saung bukan sembarang jurus. Jurus
asli dari jaman Keraton Palembang yang dulunya dikenal jurus Petir Menyambr
Bumi ini, menggunakan dua pedang yang satu pedangnya memiliki bobot 1 kg.
Sehingga pendekar yang menguasai jurus
Naga Saung, bukan sembarang pendekar silat. Begitu juga dengan jurus lainnya
yang merupakan jurus beladiri khas Palembang yakni jurus Harimau Menyusi Anak
atau jurus Sembilan yang ditampil dengan tangan kosong.
"Jurus Harimau Menyusui Anak itu ada
98 gerakan. Jurus ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk mengusasinya.
Intinya kami dari pendekar Popsri, bukan hanya sekedar berolahraga beladiri
diri, namun kami juga tetap menjaga budaya asli Palembang," ujar Kgs
Azhari AK, selaku guru silat senior Popsri Palembang Sumsel.
Ketua Umum (Ketum) Popsri Palembang
Sumsel Kemas H M Ali Zubir mengatakan, jurus-jurus yang dipelajari murni
sebagai olahraga beladiri yang juga tergabung dalam IPSI (Ikatan Pencak Silat
Indonesia).
"Yang tergabung dalam Popsi memang
disebut pendekar. Semua masyarakat dari semua umur bisa bergabung dengan Pospri
untuk mempelajari budaya beladiri asli Palembang. Selama ini Popsri yang sudah
berdiri sejak tahun 1970-an, selalu diundang pemerintah Palembang untuk tampil
ke berbagai daerah di Indonesia sebagai langkah menjaga budaya khas
Palembang," ujarnya.
Penulis: Welly Hadinata
Editor: Hendra Kusuma
Sumber: Sriwijaya Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar