Kecer/ Tutu/kucur/ Peureuh
artinya di tetesi dengan air menggunakan media daun sirih yang di celupkan di
dalam air, kecer umumnya menggunakan daun sirih tetapi ada juga yang
menggunakan cabe, ujung belati tajam dan jeruk nipis.
Dalam tradisi aslinya kecer
adalah tradisi yang di lakukan untuk penerimaan siswa baru dari perguruan
silat, dan tradisi kecer ini hampir
tidak di temukan pada aliran silat lain seperti di sumatera barat dan daerah
lainnya.
Pada saat ini banyak perguruan silat yang menggunakan tradisi kecer ini sebagai penerimaan siswa baru, dan jika di runut silsilah keilmuannya masih menjurus ke aliran Cimande bumi pasundan.
Kecer Sumber : http://customink.com/ |
Tradisi kecer ini berasal dari silat aliran Cimande jawa barat
dimana setiap calon anak muridnya melalui prosesi ijab kabul patalek, doktrin
ini kemudian berfungsi sebagai sandi tata-krama, tata-dharma (kode etik), serta
falsafah hidup yg harus dipegang teguh dan setia terhadap talek tersebut.
Prosesi ijab kabul patalekan ini
dirangkaikan dengan ritual keceran. Secara harfiah Kecer atau Peureuh berarti
meneteskan obat ke dalam mata, sedangkan yang dimaksud dengan keceran adalah
meneteskan “Air Kecer” ke dalam mata calon anak murid oleh Sang Guru
yang menjadi simbol: komitmen anak murid untuk tetap setia memegang teguh
nilai-nilai yang terkandung dalam Talek Cimande, dimulainya ikatan batin antara
Guru dan Murid, serta menjadi tanda sah dan diakuinya seseorang secara adat
sebagai anak murid Cimande.
Berdasarkan amanat para sesepuh,
prosesi sebaiknya dilakukan di awal (sebelum proses berlatih). bahkan ada
sebuah pepatah populer di dalam komunitas Cimande, yg berbunyi, “ngagugulung
buang kelid bari teu ditalek sarua jeung ngagugulung bangke.” (menggeluti
penca Cimande tanpa melalui patalekan ibarat orang yg berkutat dg bangkai.
“jasad tanpa ruh di dalamnya”)
Pada aliran silat betawi , kecer ada yang
mengguanakan cabe, belati tajam dan jeruk nipis yang di belah menjadi 2 dan di
kecer/ dikucurkan di mata. Tutu mata
(jika kita mengutip istilah perguruan silat Cingkrik Rawa belong), atau dalam
bahasa lain disebut juga kecer adalah meneteskan mata para murid (juga berlaku
untuk semua hadirin) dengan cairan yang diramu khusus oleh Guru Besar silat.
Tujuannya untuk membersihkan kotoran pada mata dan menghilangkan penyakit.
Makna filosofis lainnya adalah adanya kewajiban untuk selalu membersihkan diri
lahir dan batin
Apa Fungsi Dari Kecer
Secara filosofi bahwa kecer
sebagai perlambang untuk membersihkan lahir dan batin agar murid baru dari
perguruan silat tersebut dapat melihat dengan mata dan hati yang terbuka juga
atas ilmu yang di pelajarinya.
Tetapi secara jasmani bahwa kecer
itu seperti kita melakukan gurah mata, seperti orang pada zaman dahulu sering
membersihkan mata menggunakan air sirih, tidak ubahnya seperti itu kecer juga
di lakukan biar penglihatan lebih terang dan mata lebih jernih, Dan kecer ini
juga di percaya dapat melihat kilatan ujung pisau atau golok pada saat melakukan
permainan atau tarung dengan menggunakan senjata.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar