Jumat, 05 Mei 2017

Abas Akbar, Legenda Pencak Silat Indonesia

Foto Abbas Akbar sumber FB Abas Akbar
Nama Lengkap : Abas Akbar
Nama Panggilan : Abas
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 6 November 1973

Prestasi Yang Telah Diraih
– Emas Kejurnas Junior 1986 Bali
– Perak Kejuaraan Dunia 1992 Jakarta
– Emas Sea Games XVII 1993 Singapura
– Emas PON 1993
– Emas Kejuaraan Mahasiswa 1994 Medan
– Emas Kejuaraan Dunia 1994 Thailand
– Emas Kejuaraan Senior 1995 Jakarta
– Emas Sea Games XVIII 1995 Chiang Mai
– Emas PON 1996
– Emas Kejuaraan Mahasiswa 1996 Makasar
– Emas Sea Games XIX 1997 Jakarta
– Emas Sea Games XX 1999 Berunai Darusalam
– Emas PON 2000
– Emas Kejuaraan Dunia 2000
– Emas Sea Games XXI 2001 Kuala Lumpur
– Emas Kejuaraan Dunia 2002
– Emas PON 2004


Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB.IPSI) sudah banyak menelorkan pencak silat berprestasi termasuk menjadi juara dunia. Namun nama Abas Akbar tentu cukup fenomenal.Rendah hati dan selalu mengoreksi diri sudah menjadi cermin hidup seorang Abas.

Pesilat kelahiran Jakarta 6 Nopember 1973 dari pasangan Dja’far Hattamarasjid (ayah) dan Marice (ibu) ini dalam setiap bertanding selalu mengutamakan kejujuran dan sportivitas. Kemenangan dan menjadi juara adalah sesuatu hal yang tak begitu penting. Buat apa meraih sebuah kemenangan dengan cara-cara tidak jujur atau jauh dari sportivitas. Artinya kita harus menang tanpa lawan merasa disakiti. ‘’Prinsipnya, lawan jusru harus dibuat tunduk secara terhormat dan bukan penasaran karena kalah atas kecurangan,”katanya.

Foto Taslim Indra.
Kejurnas Tapak Suci antar Perti univ.Brawijaya 1995
Sumber FB Abas Akbar
Dalam setiap bertanding pun Abas senantiasa ingin tampil bagus sehingga wasit dan juri akan simpatik dan penonton juga turut simpatik. Caranya dengan hanya satu main sportif dibarengi teknik tinggi. Bahkan saat menang pun, Abas selalu introspeksi diri. Karena dia tak ingin menang sementara lawan protes dan penonton pun tak puas. Introspeksi atau koreksi diri itu penting apakah kemenangan itu meragukan atau untung-untungan.

Kemenangan demi kemenangan yang kita capai sampai akhirnya menjadi juara sesungguhnya menjadi alat atau media untuk mengukur sejauhmana kita sudah menguasai latihan. Sebab, kerap kali antara hasil latihan dengan hasil akhir dalam suatu pertandingan tak sama. Melalui koreksi itu pula Abas akan segera mengetahui kesalahannya sehingga pada arena berikut tampil lebih baik lagi. “Pokoknya setiap kemenangan bagi saya untuk mengoreksi diri saya. Sedangkan arti kekalahan bagi saya justru sebagai motivasi untuk memacu diri agar lebih berlatih dan memperbaiki kekurangan,” katanya.
Mengenal olahraga silat sejak duduk di bangku SD kelas 4 tahun 1983. Saat itu Abas sudah serius berlatih. Awalnya dulu di sekolah Abas dikenal suka berkelahi dan bandel. Orang tuanya justru menyuruh untuk bergabung berlatih silat. Dua tahun berlatih, Abas yang di lingkungan keluarganya dijuluki pendekar lincah ini langsung meraih prestasi.

Pada Tahun 1985, tatkala Abas berusia 11 tahun sudah berpredikat juara nasional junior di Bali. Abas kemudian menceritakan memilih silat karena senang melihat latihan bela diri.Selain itu Pencak Silat mengajarkan ketaqwaan, kejernihan berpikir, mental dan mempertebal iman. Sebab pencak Silat umumnya membimbing insan ke jalan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akhlak yang baik, kita dapat menjaga diri dengan baik pula. Abas beranggapan bahwa dengan Pencak Silat, selain berolahraga juga mengisi rohani dan keagamaan. Pencak Silat menurut Abas memiliki teknik yang lengkap. Mulai dari bantingan hingga tendangan ada pada pencak silat. Oleh karenanya, sejak total menggeluti cabang ini, Abas berjanji pada diri sendiri bahwa Pencak Silat itu adalah bagian dari kehidupannya.

 ‘’Kalau bisa terus berprestasi, saya tentu menggeluti dunia silat sampai seumur hidup ini.Karena itu saya berusaha menjaga kondisi secara maksimal,”papar karyawan Bank Sumsel ini.
Abas juga tak melupakan jasa kedua orang tuanya khususnya ayahnya. Ayahnya Dja’far paling berjasa dalam karir dan prestasinya selama ini.

Foto Muhammad Abdul Jabar.
Sumber FB Abas Akbar
Dan dari seabrek prestasi yang telah direbutnya selama ini, Kejuaraan dunia tahun 1994, merupakan kejuaraan yang paling berkesan .Sebab pada saat itu di final kelas 55-60 kilogram, Abas bertemu dengan pesilat tuan rumah yang juga merupakan juara Thaiboxing, Apichat Sudamar dari Thailand. Pertandingan itu disaksikan Prabowo Subianto yang kini Ketua Umum PB. IPSI serta sejumlah petinggi Thailand lainnya.


Abas mengetahui kalau olahraga Thaiboxing itu merupakan olahraga keras yang dapat menghancurkan kaki dan muka. Namun Abas tidak gentar sedikitpun.Walaupun dengan muka berdarah dan kaki serasa hancur, Abas dapat memenangkan partai final itu. Ternyata silat dapat mengalahkan olahraga tradisional Thailand. Faktor penting dalam menghadapi pertandingan yaitu persiapan diri, termasuk pakaian harus bersih .Ibarat Prajurit, segala keperluan harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Abas tak lupa memohon lindungan Tuhan. ‘’Dengan Penampilan baik, seperti rambut, pakaian bersih akan menambah percaya diri dan keyakinan,” tutur Abas.

Sumber tulisan : https://sil4t.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar