Sejarah Berdirinya Al-Hikmah
Sebelum bernama Al-Hikmah dipelajari oleh Pak Toha (sebagai Polisi) dari pesantren, kemudian dari Pak Toha dipelajari oleh H. Syaki Abdul Syukur sebagai seorang santri dan jawara, kemudian saya sebagai anak didik H. Syaki Abdul Syukur akan mengembalikan ke pesantren dan akan saya sebarkan kembali ke seluruh jajaran.
Sekelumit riwayat mengenai Pak Toha,
konon semenjak kecil Pak Toha hanya bercita-cita ingin punya ilmu ini
(Al-Hikmah), maka berangkatlah Pak Toha ke pesantren di daerah Banten selama 7
(tujuh) tahun, namun hasilnya hanya mendapat ilmu Qiro’at, Fiqih dan Silat
Cipecut. Setelah 7 tahun Pak Toha berpikir, biaya sudah habis namun ilmu yang
dicita-citakan belum juga didapat. Akhirnya Pak Toha pulang dari pesantren
kerumahnya yang berada di Jakarta. Ditengah perjalanan di atas kereta api, yang
Insya Allah jumlah dari gerbong kereta api tersebut adalah sebanyak 6 gerbong.
Beliau duduk melamun memikirkan biaya telah habis, namun ilmu yang
dicita-citakan belum didapat.
Tiba-tiba datanglah 3 (tiga) orang
berpakaian jawara menyapanya. Sambil duduk salah seorang dari mereka berkata :
“Ada ilmu yang dibaca dua kalimat syahadat, tapi bila ditunjuk ke orang yang
berniat jahat, maka orang tersebut langsung terpental”. Pak Toha kaget lalu
bertanya : “Ilmu apa yang tadi diceritakan dan berada dimana?”. Kemudian salah
seorang dari ke 3 orang tersebut mengambil bungkusan rokok yang isinya hanya
tingal 1 (satu) batang saja, lalu bungkus rokok itu dipakai untuk menuliskan
alamat keberadaan ilmu tersebut. Selagi Pak Toha membaca alamat tersebut, ke 3
orang itu tiba-tiba menghilang.
Setelah dicari di 6 gerbong, ke 3 orang
tersebut tidak dapat ditemukan. Sangat disesalkan bagi kita sebagai
ikhwan/akhwat Al-Hikmah, bahwa kita tidak diberitahukan alamat atau nama
kampung yang tertera ditulisan pada bungkus rokok itu. Dan setelah menempuh
perjalanan, akhirnya PakToha pun sampai dirumahnya. Setiba dirumah beliau
disambut oleh Bapaknya, dengan pertanyaaan : “Gimana Toha, apakah yang kamu
cita-citakan sudah berhasil?”. Pak Toha menjawab : “Belum berhasil Pak, sewaktu
dalam perjalanan pulang, ada 3 orang di kereta api yang memberi saya alamat,
namun biaya telah habis”. Pada waktu itu Bapaknya Pak Toha mempunyai seekor
kuda dan delman, maka dijuallah kuda dan delman tersebut, seharga Rp. 40, -
(empat puluh rupiah) dengan tujuan untuk dipakai biaya Pak Toha mencari Ilmu.
Hingga akhirnya Bapaknya Pak Toha beralih
profesi menjadi tukang daun dan tali. Berangkatlah Pak Toha dari rumahnya di
Jakarta, naik di satu halte dan turun di halte yang lain. Tetapi setiap ditanya
berhenti di halte yang mana? Pak Toha selalu menjawab : “diam kamu!”. Setelah
turun di halte terakhir, Pak Toha berjalan kaki melewati sawah yang luas, pada
saat itu sedang panen. Sampai ditengah persawahan tibalah saatnya waktu
maghrib, akhirnya Pak Toha pun membabat jerami (pohon padi) untuk digunakan
sebagai ampar tidur dan sisanya dipakai sebagai selimut. Di kelelahan dan
kehinangan malam Pak Toha pun tertidur, hingga Pak Toha terbangun diwaktu
subuh. Setelah itu Pak Toha melanjutkan perjalanannya menuju alamat pesantren
yang tertera di bungkus rokok itu. Pak Toha tiba di pesantren pada saat
menjelang waktu magrib. Pak Toha mengucapkan salam dan dijawab oleh Kyai
pesantren tersebut dengan wa’alaikum salam. Kyai tersebut lalu bertanya :
"mau ke mana kamu Toha?”. Pak Toha kaget dan tertegun (karena Kyai itu
tahu namanya) sambil menjawab : “Saya hanya ingin mencari ilmu Kyai”.
Ditempatkanlah Pak Toha di masjid oleh
Kyai tersebut dengan kalimat karena “ilmu Qiroat dan Fiqih kamu sudah cukup,
ketika waktu sholat tiba kamu harus mengisi air tempat wudhu”. Pekerjaan
tersebut dilakukan oleh Pak Toha selama 3 tahun kurang 10 hari. Pada saat itu
santri dari Kyai tersebut berjumlah sebanyak 300 (tiga ratus) orang.
Sepengetahuan Pak Toha selama 3 tahun kurang dari 10 hari itu, Pak Toha belum
pernah melihat Kyai tersebut melaksanakan sholat di masjid, yaitu melaksanakan
sholat jum’at ataupun sholat yang 5 (lima) waktu. Hanya saja bila datang waktu
siang selepas waktu dhuha, Kyai tersebut mengajak Pak Toha untuk menanam padi,
singkong dan jenis palawija lainnya. Setelah 3 tahun kurang 10 hari Pak Toha
berpikir, saat tiba waktu subuh Pak Toha membawa Al-Qur’an menghadap Kyai
tersebut dengan maksud ingin mengaji. Tapi di tolak oleh Kyai tersebut dengan
ucapan: “Toha, Ilmu qiro’at kamu sudah cukup di Banten’’, lalu Pak Toha diberi
uang se-gobang atau 5 (lima) sen, kemudian disuruh membeli daun kawung atau
daun rokok dengan pesan “kamu jangan tidur sebelum saya datang”. Pada waktu itu
uang se-gobang dapat daun kawung sebanyak 5 (lima) ikat dan di bawalah daun
kawung itu ke masjid. Sesuai dengan pesan, Pak Toha menunggu di masjid dari
subuh sampai kurang lebih jam 02:00 WIB dini hari.
Perguruan Al-Hikmah Kertapati Sumber : Youtube
Akhirnya Kyai tersebut datang memasuki
masjid. Pada saat itu Pak Toha sedang duduk ditiang masjid tengah, sesampainya
di dalam masjid Kyai tersebut mengucapkan salam dan di jawab oleh Pak Toha
dengan wa’alaikum salam. Sambil duduk Kyai itu berkata; “Toha, ternyata niat
kamu memang sudah sungguh-sungguh”. Duduklah Kyai tersebut berhadapan dengan
Pak Toha yang pada waktu itu duduk menghadap arah kiblat, maka disitulah jatuh
syarat ngerawat bahwa si murid harus menghadap arah kiblat dan Pembina atau
Perawat Al-Hikmah menghadap ke arah si murid, yaitu saling berhadapan.
Setelah duduk saling berhadapan Kyai
tersebut pun bertanya tentang daun kawung yang dipesannya. Pak Toha
mengeluarkan ke 5 (lima) ikat daun kawung tersebut, lalu mulailah Kyai tersebut
mencabuti satu persatu daun kawung itu yang ternyata di dalamnya sudah tertulis
ayat-ayat Al-Qur’an, sambil mencabut Kyai tersebut bertanya “ini yang kamu cari
Toha ?“. Pak Toha menjawab : “ bukan Kyai“. Terus menerus seperti itu, sampai
akhirnya daun kawung yang 5 (lima) ikat tersebut hanya tinggal tersisa 2 (dua)
lembar saja. Lalu Kyai tersebut memegang kedua lembar daun kawung yang tersisa
sambil bertanya : “Toha setiap yang dicabut tadi terdapat tulisan ayat
Al-Qur’an, tapi kenapa kamu menolaknya?”. Pak Toha menjawab “maaf Kyai, bukan
itu yang saya cari“. Selanjutnya Kyai tersebut berkata lagi : “gimana kalau
yang kamu cari tidak ada disini (2 lembar daun kawung yang tersisa)?“.
Pak Toha menjawab kembali: “saya ridho
kalau memang tidak ada, tapi karena ilmu itu diturunkan kedunia, tolong saya
diberi petunjuk”. Kyai tersebut tersenyum sambil berkata : “tenang kamu Toha“,
lalu Kyai tersebut mencabut 2 lembar daun kawung yang tersisa sambil membaca :
“Benar itu Kyai !“ seru Pak Toha, namun Kyai tersebut membelah daun kawung
tersebut sambil berkata : “semua yang bergerak diperut adalah hak kamu dan yang
bergerak di tangan adalah hak H. Amilin”. Pada waktu itu H. Amilin baru berusia
7 (tujuh) tahun, tapi sudah dipanggil Haji. Kyai tersebut berkata : “pada suatu
hari nanti akan ada anak buah kamu yang dapat menyatukan ilmu ini”. Terjadi
perbedaan pendapat antara murid Pak Toha dengan murid H. Amilin, bahwa “bohong
H. Syaki ngaku- ngaku muridnya H. Amilin“. Kebenarannya, pada waktu itu Pak
Toha mempunyai 60 (enam puluh) perwakilan yang diantaranya termasuk Abah H.
Syaki, namun dari ke 60 (enam puluh) perwakilan tersebut hanya Abah H. Syaki
yang menerima surat dari Pak Toha untuk belajar ke H. Amilin di Garut.
Ini fakta yang menguatkan bahwa Abah H.
Syaki adalah termasuk salah satu muridnya H. Amilin. Itulah jerih payahnya guru
kita, orang tua kita atas ilmu Al-Hikmah yang sekarang kita miliki. Oleh karena
itu Pak Toha ketika membicarakan ilmu ini beliau suka menangis, karena merasa
dan melihat untuk memiliki ilmu ini anak sekarang begitu mudahnya. Padahal pada
waktu mendapatkan ilmu ini beliau begitu prihatin. Setelah 3 (tiga) tahun
kurang 10 (sepuluh) hari dan merasa telah mendapatkan ilmu yang diinginkanya,
Pak Toha pun pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah, di sambut oleh adiknya
yang bernama Sukardi yang kebetulan pada waktu itu sedang kalah main. ”Wah
kebetulan Toha kamu pulang, ajarin gue silat Cipecut nih!” ucap Sukardi.
Perguruan Al Hikmah Jakabaring Video : Youtube
Lalu Pak Toha pun bersedia mengajari
adiknya. Namun setelah belajar dari mulai waktu isya sampai menjelang subuh,
Sukardi tidak bisa mempelajari ilmu silat. Setelah waktu subuh tiba dan pada
waktu itu ibunya Pak Toha sedang menggoreng singkong diatas sebuah wajan atau
kuali, keduanya sudah merasa kelelahan. Pak Toha pun sedikit lepas kontrol dan
berkata, ”goblog amat kamu, belajar silat begini aja nggak bisa-bisa”. Sukardi
yang mendengar omongan seperti itu merasa tersinggung dan langsung emosi, maka
dia menyerang berniat memukul Pak Toha, namun Pak Toha secara reflek sambil
menunjuk sukardi sehingga terpental menduduki kuali yang sedang dipakai
menggoreng singkong. Si ibu menjerit-jerit ketakutan, namun bapaknya Pak Toha
bersorak girang sambil berkata “nggak percuma aku habis modal akhirnya anakku
berhasil mendapatkan ilmu yang diinginkannya”. Sehabis kejadian itu akhirnya
Sukardi berkata, ”ngapain lu ngajarin gue silat cipecut, itu aja yang lu ajarin
ke gue”, di situlah pertama kali Pak Toha mengajarkan ilmu Al-Hikmah kepada
adiknya Sukardi dan jatuh kebiasaan dimana kita ikhwan Al-Hikmah disyahkan
menjadi Pembina atau Perawat Al-Hikmah, dihimbau untuk membina atau merawat
keluarga terlebih dahulu sebelum orang lain.
Setelah diajarkan ilmu Al-Hikmah,
akhirnya Sukardi berangkat main lagi. Tetapi begitu Sukardi main dia kalah
lagi. Maka di ikatlah sama Sukardi hinga semuanya tampak bengong seperti patung
dan di ambilah semua uangnya oleh Sukardi. Lalu Sukardi pulang kerumah dan
kejadian itu diketahui oleh Pak Toha. Pak Toha lalu menegur Sukardi : “ngak
boleh sukardi, uang itu harus dikembalikan”. Tapi Sukardi membantah dengan
ucapan “ngak bisa! gue udah kalah lebih dari 20 (dua puluh) kambing disitu “.
Akhirnya diambilah uang tersebut oleh Pak Toha sebesar harga 20 (dua puluh)
kambing dan sisanya dikembalikan. Dari kejadian tersebut diatas jatuh sumpah
Pak Toha, bahwa setiap muslimin/ muslimat yang ingin masuk atau belajar ilmu
Al-Hikmah harus bisa dan mau mengerjakan segala perintah Alllah S.W.T. dan
menjauhi segala larangan-Nya.
Alamat perwart Al Hikmah Sumatera Selatan sekitarnya
- Marbawi Yusuf Talang Ratu KM.5 No.1 R T02 RW 01, Palembang
- Warsino Bin Karsan Murjo Jl Pendawa Leg. Beringin No.19 RT.006/002, ilir Timur, Palembang
- Taslim M. Amin Nawawi Jl. Balenti LKI RT.02 No.17, Tanjung Raya Barat, OKI, Pelembang A. Aziz Dayan Jl. DR. Sutomo Lr. Budi No.46 Kp. Jaya, Sukajadi, Baturaja Timur, Oku, Sumatera Selatan
- KH. Abdurrahim Syarif Jl. Inspektur Marzuki Kp. Sei Saling RT.04/01. Pakjo, Palembang
- Irsyanuddin Ibnu Maza SIg Jl.Daruruhama Lrg.Pinang 1 No.094 Rt.43 Rw.16 PLaju Ulu - Plaju - Palembang - SUMSEL
- H.A.Fauzi Rivai (ALM) / diganti anaknya Hendra Salman Jl. Lempuing Demang Lebar Daun Pakjo Blok I No.4. M.Hazairin Tegal Binangun Plaju - Palembang
- H.Heri Suharyadi SE Jl.Gotong Royong No.3800 Rt.30 Demang Lebar Daun Palembang
- Herman Kasnawi Lr.Dahlia II No.08 Rt.20 24 Ilir Palembang
- Mayali Azhar Jl. Cindewilan 24 Ilir Lr. Kebon Rt.12 No.34
- Sholihin Tekana DS.III Kec. Simpang Kab. Baturaja Johan Abbas Komplex OPI Jaka Baring Jl.GHA.Bastari Palembang
- Abdul Manaf Kec.Gandus Palembang
- Yudi Jl.Naskah KM.7,5 Palembang
Perguruan Al Hikmah Gandus (Komp Pemkot) Video : Youtube
- Ibnu Mahir Blok G 80 RT.03/01, P. Panggung Kec. Mesuji, Kab. Oki, Sumatera Selatan
- TONO BIN SALMA HADIWIJAYA ALAMAT : SUNGAI PINANG KEC.SUNGAI PINANG KAB.OGAN ILIR PALEMBANG. NO.HP :085268756111
- M.Tukidi Al-Arif Jl.Pandawa 5 Km.6.5 Rt.05 DS.II Gunung Ibul Prabumulih
- M.Athib Bandar Agung Kec.Banding Agung Kab.OKU
- Yahya Sukamerindu kec.Pemulutan Kab.OKI
- H.Juremi Alang-Alang Lebar Palembang Herman Bulhani Tj. Sejaro Rt.01 Kec. Inderalaya Kab.Ogan Ilir
- Sukri Ali Ds. Mekartitama Rt.06 Kec. Lahat
- Abdul Aziz Dagan Jl.Dr. Sutomo Lr. No.46 Kp.Jaya Sukarjadi Kec. Baturaja Timur Kab.OKU
- Drs.Abdul Kodar Komp. SMUN 1 Mesuji Ds.Panggang Kec.Mesuji Kab.OKI
- Pembina AH Cabang Lubuk Linggau Sukman Siring Agung Rt. 02 No. 64 Lubuk Linggau
- Ridwan Efendi Jl. Veteran Ps. Ujung Rt.09 Rw.09 No.111 Ds. Ps. Ujung Kec. Kepahian Rejang Lebong Lubuk Linggau
- H.A Yani Hamid Jl. Raming blok g No.63 Ds. Lb. Tanjung Kec. Lubuk Linggau KDH Musi Rawas Lubuk Linggau
- M. Syahid Ling I Ps Muara Beliti Ds. Ps. Muara Beliti Kec. Muara Beliti KDH Tk II Musi Rawas Lubuk Linggau
- M. Hasan Jl. Yos Sudarso Kec. Taban Picih Lubuk Linggau
- A. Safawi Jl. Yos Sudarso No.215 Rt.04 Lubuk Linggau
- Rebo Hasan Lubuk Linggau
http://perguruan-al-hikmah.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar