Jumat, 12 Agustus 2016

PERTAHANKAN PENCAK SILAT DENGAN RUTIN GELAR TURNAMEN


PALEMBANG, PE-Daerah-daerah di Indonesia hendaknya rutin menggelar turnamen olahraga pencak silat. Langkah ini perlu dilakukan untuk mempertahankan seni bela diri asli Nusantara ini agar cabang olahraga ini tak dikuasai seni bela diri dari negara-negara tetangga.

“Kita harus menggelar turnamen rutin dan kejuaraan pencak silat, baik provinsi ataupun nasional. Jangan sampai pencak silat ini kalah dengan cabang olahraga lain. Kalau karate, judo, taekwondo itu olahraga yang berasal dari negara lain, berbeda dengan pencak silat,” ujar Wakil Gubernur Provinsi Sumsel yang juga Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumsel, Ishak Mekki di sela-sela pembukaan  Kejuaraan Pencak Silat Forum Komunikasi Mahasiswa Pencak Silat Indonesia (FKMPI) Open antar perguruan tinggi se-Sumatera Selatan memperebutkan piala DPRD Sumsel, di Atrium PIM Palembang, Jumat (5/8).

Ishak Mekki juga mengatakan, sebagai duta perubahan, mahasiswa harus mempertahankan budaya dan seni yang ada dalam olahraga pencak silat. “Pencak silat ini murni peninggalan dari leluhur Indonesia dan jangan sampai olahraga ini dikuasai oleh negara tetangga. Jangan sampai mereka yang lebih hebat dari Indonesia yang memiliki olahraga ini,” ungkapnya.

Wagub juga berharap, pesilat-pesilat Sumsel bisa terus memberikan kontribusi prestasi medali. Mulai dari even sekelas PON maupun kejurnas. “Saya baru dapat informasi dari Jakarta, kalau atlet pencak silat Sumsel mendapat prestasi medali emas,” tambahnya.

Sesuai dengan tema kejuaraan ‘The Revolution of Pencak Silat Generation’, Wagub mengharapkan ke depannya muncul generasi pencak silat yang akan membawa nama Indonesia di ajang Internasional. “Mari kita budayakan dan galakkan olahraga ini. Mudah-mudahan dari kejuaraan ini akan muncul pesilat-pesilat yang mampu membawa Sumsel hingga Indonesia menjadi juara baru,” sambungnya.

Sementara, Ketua Pelaksana Kejuaraan FKMPI Open Tournament, Wulan Dwi Mentari mengatakan, even khusus mahasiswa yang digelar hingga 7 Agustus ini diikuti 12 perguruan tinggi di Sumsel, yakni Unsri, PGRI, UIN Raden Fatah, UMP, Poltekes, AKMI Baturaja, Unanti, Stisipol, STIK Siti Khodijah, Sjahkyakirti, dan AKL. Kemudian ditambah Universitas Lampung (Unila).

“Bagi peraih medali emas hingga perunggu, akan diberikan sertifikat yang nanti bisa diajukan ke universitas masig- masing, agar bisa mengajukan proposal pada kejuaran pencak silat berikutnya,” tandas dia. KUR sumber : http://palpres.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar