Senin, 21 November 2016

Penyebaran Silat Beksi di Palembang

Aliran silat khas Betawi memang beragam jenis dan alirannya salah satunya yang cukup terkenal adalah maen pukul Beksi atau silat Beksi, sehingga hampir di setiap sudut Jabodetabek ada lokasi pelatihan silat beksi ini.

Dengan Pukulan menggunakan kepalan terbalik dan seringnya tampil pada kegiatan seni dan budaya betawi seperti acara Palang pintu di setiap pernikahaan ataupun festival yang di adakan oleh pemerintah setempat, seperti yang rutin di lakukan oleh pemerintah DKI adalah festival Palang pintu Kemang yang di hadiri oleh banyak pendekar dari berbagai macam aliran silat di betawi khususnya.


Sumber : Youtube

Terkait dengan aliran silat yang sudah di ceritakan di atas ternyata di Palembang banyak praktisi-praktisi silat Beksi yang juga menekuni ilmu beladiri ini. Di Palembang sendiri pencak silat beksi sudah di bawa ke palembang sekitar tahun 1940-1950 an di mana banyak warga khususnya dari Tanggerang yang masuk ke Palembang untuk mencari penghidupan.

Seperti sejarah dari "Perguruan silat "beksi" belibis putih  Waspada "di satukan oleh 4 orang guru dari tanah jawa barat (tangerang) dan di buka oleh pada sekitar tahun +/- 1960-an di seputraran 19 Ilir yang sekarang menjadi sekretariat Perguruan silat Beksi Belibis Putih, dimana perguruan ini memiliki 3 lokasi tempat latihan yang saat itu di bimbing oleh para pendiri Beksi belibis putih, adapun ke 4 guru tersebut adalah :
  • Perguruan beksi di 19 ilir (pendiri alm abah cenung & alm muh nur) – menganut Beksi aliran 2 tangan
  • Perguruan beksi di 27 ilir (pendiri alm abah nasim) – Menganut Beksi aliran tangan sebelah,
  • Perguruan bukit besar (pendiri alm abah raimun) -  Menganut aliran silat beksi tangan sebelah dan suliwa pukul.
Dan dari perguruan ini juga sudah banyak menghasilkan murid-murid yang memiliki kemampuan main pukul Beksi ini,  dimana kejayaan perguruan beksi ini mulai tahun 1980 s.d 2000-an, dan terdaftar di IPSI kota Palembang sejak tahun 1991, dan murid-murid pun sudah tersebar sampai ke Martapura OKU Timur, belitang, dan lahat. Tetapi sejak meninggalnya guru Beksi abah Cenung di tahun 2005 perlahan perguruan ini mengalami ke “vakum” yang cukup panjang sehingga di tahun 2013 mulai bangkit kembali sampai saat ini.

Mang Pudin 13 ilir Foto : myunus.abdullahsyirot
Selain yang berbentukperguruan yang resmi yang tergabung dalam induk organisasi silat seluruh Indonesia atau IPSI banyak juga praktisi silat Beksi di Palembang mengajarkan ilmu maen pukul ini ke masyarakat luas, seperti di kawasan 13 Ilir yaitu Alm Bapak Syarifuddin Bin Ampang atau lebih deikenal dengan Mang Pudin/ Wak Pudin. beliau yang sudah lama tinggal di kawasan 13 ilir ini juga berasal dari Tanggerang dan baru saja meninggal pada Agustus 2016.

Begitu juga Bapak Naiman yang sudah lebih dahulu meninggal di bandingkan dengan Bapak Syatifuddin bin Ampang yang juga berdomisili di  13 ilir ini, dan Bapak Naiman ini saat itu mengajar di seputaran pasar kuto, kebon ubi ( sekarang rumah susun), talang betutu, sako  dan beberapa tempat lainnya. Menurut penuturan anak beliau Jaja atau yang di kenal dengan panggilan wak Ujang, bahawa aba beliau (Naiman) masih bersahabat akrab dengan salah satu pendiri beksi waspada Belibis Putih yaitu abah Raimun.

Mereka belajar ilmu Beksi ini dari orang tua beliau secara turun menurun, sehingga beliau menyebarluaskan ilmu ini kepada masyarakat banyak terutama di kawasan 13 Ilir, 14 Ilir, 10 Ilir dan sekitarnya. Banyak murid-murid beliau yang sudah belajar ilmu silat Beksi ini berkat tangan dingin beliau.

Begitu juga di beberapa tempat lainnya seperti di kawasan 5 ilir ada juga penyebaran ilmu silat Beksi ataupun di sako, tetapi seperti yang saya ungkapkan di awal meraka bukan di dalam organisasi resmi tetapi individu-individu.

Silat Beksi dan Sedekahan/Selamatan

saat di kacer Foto :www.facebook.com
Silat Beksi tidak pernah melakukan promosi khusus untuk menerima murid baru, mereka para calon murid datang sendiri kemudian diberikan pengarahan seperlunya tentang Beksi, setelah itu keputusannya diserahkan kembali kepada mereka apakah tetap mau masuk menjadi murid atau tidak. Biasanya setelah diberikan informasi mereka menyatakan persetujuannya, lanjutnya di adakanlah sedekahan atau selamatan.

Di mana Sedekahan ini merupakan tradisi yang sampai sekarang masih di lakukan oleh guru-guru beksi yang ada di Palembang
  • Sedekah yg pertama untuk kita sumpah,  Itu pun sedekah nya ramai ramai pling tidak sepuluh orang yg ikut masuk sumpah, guna nya sumpah disini sangat melarang untuk berkelahi sesama PESILAT BEKSI ,dan tidak untuk digunakan kejahatan..karana sumpah itu diri kita sendiri dan kpada ALLAH SWT.
  • SEDEKAH yg kedua dinamakan sedekah BATANG/NGEBATANG ialah setengah perjalanan ayam kampung jantan satu orang satu yaitu ayam kampung jantan yg belum kawin dan di masak dan di makan bersama-sama.
  • SEDEKAH yg ketiga KANCING /NGEDUS (bahasa tangerangnya) barang di persiapkan :
  1. Pisau Cap Garpu jerman no 1 ( Pisau ini bukan untuk perguruan tetapi untuk di simpan sebagai “Pakaian” / senjata yang sering di bawa sehari-hari* dan tidak boleh di gunakan untuk memotong atau lainnya.
  2. Kendi air satu buah  yang biasa di pakai buat mengubur ari-ari bayi.
  3. Kain putih kafan 3 meter untuk menutup sebagai pengunci latihan silat .
*) Merupakan sarana beladiri dan harus di simpan baik-baik

Kesemua perlengkapan upacara tersebut hanya menjadi syarat untuk mengingat makan dan minuman kesukaan leluhur dan sesudah upacara dilaksanakan, maka bahan makanan dan minuman dapat dimakan dan minum bersama.Kemudian untuk tidak memberatkan maka pengadaan perlengkapan tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan sang murid/calon murid.

Sumber :
Facebook : PERGURUAN PENCAK SILAT "BEKSI" BELIBIS PUTIH PALEMBANG
Interview Jaja 10 Ilir
Dan di rangkum dari beberapa sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar