Selasa, 29 November 2016

Senjata Tradisional Masyarakat Sumatera Selatan - "Keris Palembang"


Keris Palembang milik Sultan Iskandar Mahmmud Badaruddin III Foto : https://www.facebook.com/andi.s.kemas

Dari data sejarah Indonesia, dapat diketahui bahwa Palembang merupakan daerah Sumatra pertama yang menerima penyebaran budaya keris dari Pulau Jawa, selain Jambi. Ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan ke daerah itu atas perintah Sri Kartanegara, Raja Singasari pada tahun 1275 diduga merupakan awal pertama pengenalan budaya keris Jawa di Sumatra. Jadi pada awal abad ke-13 keris telah mulai membudaya di beberapa daerah di Sumatra.

Perkembangan dunia keris di Palembang mencapai puncaknya pada zaman pemerintahan Sultan Candilawang (1662 – 1706). Pada masa itu penyebaran keris Palembang meluas sampai ke Kalimantan, Sarawak, dan Semenanjung Malaya.
Masa produktif para empu Palembang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Kamaruddin yang naik tahta tahun 1715 dan Sultan Jayawikrama pada tahun 1722, dan mencapai puncak keemasannya pada abad 19. Perdagangan yang ramai di pelabuhan Palembang menjadi salah satu dorongan meluasnya pemasaran keris-keris Palembang (Source : Ensiklopedi Keris – Bambang Harsrinuksmo – 332).

Di Palembang Keris ini diakulturasi dengan budaya melayu akhirnya jadilah Keris Palembang, Keris Palembang dan Keris Jawa ada yang membedakan yaitu pada Luk ( belokan atau lurus keris) , Warangka berbeda, Gagangnya Keris Palembang seperti kepala burung, selain itu tangkainya seperti perahu seperti perahu ini maknanya Palembang itu adalah negara maritim.

Sejak dahulu Keris Palembang di Zaman Kesultanan Palembang Darusalam merupakan simbol kebesaran bagi Sultan, Keluarga Sultan dan bisa di jadikan alat mempertahankan diri. Keris Palembang ini hilang setelah Kesultanan Palembang Darusalam dihapuskan pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1905 secara berangsur-angsur unsur keris tersebut sehingga Sejak saat itu simbol-simbol Kesultanan tidak diakui masyarakat lagi, dan mulai hilang, akhirnya Keris Palembang  berangsur-angsur hilang , tapi bukan berarti hilang sama sekali , masih ada dipegang sejumlah keluarga Sultan.

Selain itu kenapa Keris Palembang tidak muncul lagi karena tidak ada pandai besinya atau empunya, kalau di Jawa masih terus berlangsung walaupun jumlahnya sedikit tapi terus, kalau di Palembang tidak ada lagi. Apalagi untuk membuat Keris oleh pandai besi atau mpu harus ada syaratnya seperti harus berpuasa dulu. Kecuali senjata lain Palembang seperti Kuduk, Siwar masih ada pembuatnya salah satunya di Lahat.


Zaman dulu Keris Palembang itu memiliki aura magis, kalau sekarang tergantung Kerisnya , ada yang “berisi” ada yang  tidak, kalau orang ada indera ke enam bisa melihat penghuni Keris Palembang , kalau kita tidak bisa merasakan aura magisnya dan budaya Keris tumbuh awalnya dari tradisi Agama Hindu namun ketika Islam masuk di Indonesia terjadi akulturasi budaya termasuk Keris. Ini di tandai dengan motip keris dulu waktu zaman hindu seperti hewan, manusia saat Islam masuk di hilangkan menjadi motip tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Di rangkum dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar